Fakultas Teknologi Informasi
LLDIKTI Wilayah IV: Tempatku Belajar dan Berkembang

LLDIKTI Wilayah IV: Tempatku Belajar dan Berkembang

Halo, perkenalkan, aku Chikal Lyra mahasiswa semester 7 dari Teknik Informatika angkatan 2021. Karena di semester 6 prodi mewajibkan mahasiswa untuk mengikuti program perkuliahan di luar kampus, aku mulai mencari kesempatan magang yang relevan dengan bidangku. Salah satu langkah besarku adalah mengikuti program magang melalui MSIB Kampus Merdeka di LLDIKTI Wilayah IV, yang menjadi perjalanan penuh tantangan, pembelajaran, dan tentu saja, pengalaman berharga.

Namun, sebelum akhirnya terdaftar di bawah naungan Kampus Merdeka, aku terlebih dahulu mengajukan surat permohonan magang secara mandiri ke LLDIKTI pada tanggal 2 Agustus. Dari pengajuan itu, aku mendapat panggilan untuk menghadap dan wawancara dengan kepala pokja (yang nantinya menjadi mentorku) pada tanggal 8 Agustus. Sesi wawancara berlangsung cukup intens, tetapi aku merasa lega ketika akhirnya diterima dan diminta memulai masa percobaan magang pada keesokan harinya. Dari sinilah perjalananku di LLDIKTI Wilayah IV dimulai—perjalanan yang membawa banyak pelajaran dan pengalaman berharga.

Tugas utama yang diemban selama magang adalah mengembangkan aplikasi SPTJM Online, sebuah sistem yang dirancang untuk mempermudah proses pencairan tunjangan sertifikasi dosen. Saat pertama kali mendengar tanggung jawab ini, aku sempat merasa khawatir—sebuah tugas besar yang membawa dampak signifikan bagi banyak pihak. Namun, dengan bimbingan mentor yang penuh perhatian dan dukungan dari tim yang luar biasa, aku berhasil menyelesaikan salah satu modul terbesar dalam aplikasi tersebut, yaitu Modul Monitoring.

Modul Monitoring ini adalah fitur penting dalam sistem, yang mencakup empat sub-fitur utama yang saling berkaitan: Monitoring Pembayaran, Kurang/Lebih Bayar, Koreksi Data, dan Sinkronisasi Pajak. Fitur-fitur ini tidak hanya dirancang untuk meningkatkan efisiensi proses pencairan, tetapi juga memastikan bahwa semua data tersinkronisasi dengan akurat dan dapat dipantau dengan mudah. Meskipun modul tersebut berhasil kuselesaikan, pekerjaanku tidak berhenti sampai di sana. Selama lima bulan magang, modul ini terus dikembangkan dan disempurnakan. Pengalaman ini mengajarkanku bagaimana menyusun sistem yang kompleks secara bertahap, sekaligus melatih kemampuanku dalam pemecahan masalah dan analisis data yang lebih mendalam.

Ada satu momen kecil tapi begitu membekas di ingatanku. Saat itu, aku sedang mengikuti evaluasi dengan mentorku. Tiba-tiba, mouse yang kugunakan terus macet di tengah-tengah diskusi. Hal ini terjadi beberapa kali hingga akhirnya mentorku, yang juga menjabat sebagai kepala pokja, langsung menyuruh salah satu staf untuk memberikan mouse baru untukku. Momen itu kebetulan bertepatan dengan rampungnya fitur besar dan cukup rumit dari aplikasi yang telah kukerjakan, yaitu fitur Kurang/Lebih Bayar. Hal sederhana seperti perhatian mentorku terhadap kebutuhan kecil ini mengajarkanku satu hal penting: pemimpin yang baik tidak hanya mengawasi, tetapi juga peduli terhadap detail kecil yang mungkin terlihat sepele, namun berarti besar bagi orang lain.Selain itu, mentorku juga sering memberikan materi muhasabah diri yang mendalam. Aku belajar banyak dari diskusi-diskusi ini, baik tentang karir, hidup, cinta, hingga akademis. Salah satu pelajaran utama yang terus kutanamkan adalah menjaga spontanitas emosional. Mentor sering mengingatkanku untuk belajar mengontrol emosi dalam menghadapi situasi apa pun.

Hari-hariku selama magang tidak pernah membosankan. Mentorku dikenal sebagai pribadi yang santai dan suka bercanda, sehingga suasana kerja terasa begitu menyenangkan meskipun kami menghadapi banyak deadline. Salah satu cerita yang paling berkesan adalah ketika kami sedang serius-seriusnya menyelesaikan pekerjaan di minggu pembukaan usulan pencairan. Di tengah kesibukan, tiba-tiba kami mulai membahas hal yang tidak terduga: "Suntik Gunung." Awalnya, kami berpikir "suntik gunung" adalah seperti suntikan biasa dengan jarum. Karena penasaran, kami bertanya kepada mentor. Jawabannya membuat kami terbahak-bahak. Kami diberi julukan "primitif" karena ketidaktahuan itu.

Hari itu, tawa kami memenuhi satu lantai kantor. Namun, di tengah candaan, pekerjaan tetap berjalan dengan lancar. Pengalaman ini mengajarkanku bahwa bekerja keras tidak selalu harus serius dan tegang. Menciptakan suasana santai di tempat kerja justru bisa meningkatkan produktivitas.
Magang ini memberikan begitu banyak pelajaran berharga, baik dari segi teknis maupun pengembangan diri. Selain meningkatkan skill codingku, aku juga mempelajari hal-hal lain yang tak kalah penting, seperti analisis data, pemecahan masalah, dan tentunya keterampilan untuk beradaptasi dalam dunia kerja profesional. Namun, yang paling berharga adalah pelajaran tentang muhasabah diri. Aku belajar untuk lebih sering bercermin, mengenali kelemahan, dan memotivasi diriku sendiri untuk menjadi lebih baik. Tidak hanya dalam karir, tetapi juga dalam kehidupan secara keseluruhan.

Terakhir, aku ingin mengucapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada mentorku, bapak Syahrir Lubis, yang selalu sabar membimbing, memberikan ilmu, dan materi muhasabah diri yang begitu berarti. Tak lupa, aku juga ingin berterima kasih kepada keenam temanku di PKBMN-Trisna, Rahma, Clara, Baiq, Idlof, dan Qori, yang selalu mendukung dan membuat suasana kerja menjadi menyenangkan, serta kepada seluruh staf PKBMN yang dengan hangat menyambut dan membantuku selama masa magang. Tanpa kalian, perjalanan ini tidak akan menjadi pengalaman yang penuh makna seperti sekarang.