Fakultas Teknologi Informasi
Optimalisasi Data dan Media Sosial untuk Pelayanan Publik: Pengalaman Magang sebagai Data Analyst di Kemenkumham Jawa Barat

Optimalisasi Data dan Media Sosial untuk Pelayanan Publik: Pengalaman Magang sebagai Data Analyst di Kemenkumham Jawa Barat

Hallo! Assalamualaikum
Perkenalkan saya Novia Ayu Almawati, mahasiswa semester 7 program studi Sistem Informasi. Saya akan sedikit menuliskan pengalaman magang saya selama 3,5 bulan di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat.

Selama magang sebagai Data Analyst, saya punya pengalaman yang seru dan beragam. Nggak cuma fokus pada teknologi informasi dan pengolahan data, tapi saya juga terlibat dalam pembuatan konten media sosial untuk Kemenkumham Jawa Barat. Dalam tugas pengolahan data, saya bertanggung jawab untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan data yang mendukung evaluasi program organisasi. Saya menggunakan berbagai alat analisis seperti Python, SQL, dan perangkat visualisasi data.

Selain itu, saya juga melakukan crawling dan scraping data dari media sosial seperti X (Twitter) dan Instagram untuk menganalisis respons publik. Dalam proses ini, saya menghadapi beberapa kendala teknis, seperti pembatasan akses data dan kompleksitas format data mentah. Meski begitu, data yang berhasil dikumpulkan digunakan untuk menemukan pola, tren, dan wawasan yang dijadikan rekomendasi strategis guna meningkatkan layanan sesuai kebutuhan publik.

Di luar tugas analisis data, saya juga ikut dalam proses kreatif pembuatan konten media sosial Kemenkumham Jawa Barat. Mulai dari brainstorming ide, pengambilan video, rekaman voicer, sampai mengedit video. Pengalaman ini membuat saya belajar banyak, nggak cuma soal kreativitas, tapi juga kerja sama tim, komunikasi, dan penggunaan alat digital untuk menyampaikan informasi ke masyarakat dengan efektif.

Pengalaman magang ini benar-benar memberikan banyak manfaat untuk saya. Saya jadi lebih mahir dalam pengolahan data, belajar produksi konten media, dan paham bagaimana data dan media bisa mendukung tata kelola organisasi serta pelayanan publik yang lebih transparan dan akuntabel.

Selama magang, saya juga melihat ada tantangan besar yang harus dihadapi instansi: kurangnya otomatisasi dalam pengumpulan data dan absennya dashboard real-time untuk menampilkan informasi. Ini bikin pengelolaan data jadi kurang efisien dan proses pelaporan yang seharusnya cepat malah jadi lambat.

Salah satu masalah terbesar adalah pengumpulan data yang masih manual. Proses ini nggak cuma menyita waktu dan tenaga, tapi juga meningkatkan risiko kesalahan data. Selain itu, laporan nggak bisa langsung disajikan karena perlu waktu untuk diproses lebih lanjut. Alhasil, informasi yang dibutuhkan buat pengambilan keputusan jadi terlambat.

Penyebabnya adalah sistem yang belum terintegrasi dan kurangnya alat otomatisasi untuk mempercepat pengolahan data. Tanpa otomatisasi, semuanya jadi lambat dan nggak efisien. Padahal, pemangku kepentingan butuh informasi yang selalu up-to-date buat bikin keputusan tepat, terutama di situasi yang mendesak.

Dampaknya lumayan besar. Respon terhadap permintaan atau masalah publik jadi kurang cepat dan akurat. Kualitas laporan juga jadi kurang maksimal, dan ini mempengaruhi penilaian terhadap program instansi. Data yang nggak akurat juga bisa bikin keputusan yang diambil kurang tepat, yang akhirnya berdampak ke efektivitas dan efisiensi program.

Salah satu solusi yang bisa diambil adalah menerapkan sistem pengumpulan data otomatis. Dengan otomatisasi, proses manual yang ribet bisa dihilangkan. Alat atau software yang terintegrasi dengan sistem sekarang bakal bikin pengumpulan data lebih cepat dan akurat. Selain itu, dashboard real-time bisa mempermudah visualisasi data secara langsung, jadi semua informasi penting lebih gampang diakses.

Instansi bisa coba pakai alat otomatisasi seperti Power BI atau Tableau, atau bikin dashboard berbasis web dengan integrasi API. Alat-alat ini bisa ngolah data dari berbagai sumber secara otomatis dan menyajikannya dalam format visual yang informatif. Langkah awal yang bisa dilakukan adalah memberikan pelatihan untuk karyawan biar mereka familiar dengan software tersebut, lalu lanjut ke integrasi sistem untuk proses otomatisasi.

Kalau diterapkan, solusi ini bisa membawa banyak manfaat. Mulai dari mempercepat pemrosesan data, meningkatkan akurasi laporan, sampai mendukung pengambilan keputusan yang lebih strategis. Dengan begitu, instansi bisa bekerja lebih efisien dan memberikan layanan yang lebih baik untuk masyarakat. Seru banget, kan, kalau semua ini bisa terealisasi?