Tidak dapat dipungkiri bahwa media massa di Indonesia memiliki perjalanan sejarah yang cukup panjang. Media massa di Indonesia mulai lahir dan bertumbuh bahkan sebelum Indonesia merdeka. Dari sejarah perkembangan media massa yang panjang di Indonesia, salah satu hal menarik yang dapat disoroti adalah perkembangan media-media lokalnya. Majalah Mangle lahir pada tanggal 21 November 1957 dengan dibidani oleh tokoh-tokoh seperti Oetoen Moechtar, Rochamina Sudarmika, Wahyu Wibisana, Sukanda Kartasasmita, Saleh Danasasmita, Utay Muchtar dan Alibasah Kartapranata. Nama Mangle itu sendiri memiliki makna “Ranggeuyan Kembang” dalam bahasa Sunda, dan bermakna sebagai “Untaian Bunga” dalam Bahasa Indonesia. Metode yang diusulkan dalam merealisasikan kegiatan ini adalah metode observasi melalui pendampingan langsung dan wawancara dengan pihak manajemen dari majalah mangle. Pengambilan data langsung dari kantor redaksi majalah mangle dan penelitian mengenai logo dan desain cover menjadi factor penting dalam penelitian ini sehingga didapati data yang akurat dan valid. Perubahan signifikan terjadi pada logo majalah mangle yang terjadi pada tahun 80 dan 90an hingga perubahan pada tahun 2000an yang sangat berdampak dari segi visual. Sedangkan dari desain cover tidak terlalu banyak perubahan dan tetap mempertahankan citra majalah mangle yang sesalu menampilkan kecantikan mojang-mojang sunda yang akhirnya menjadi ciri khas kuat dalam majalah ini sehingga dikenal secara regional, nasional maupun internasional.
|