Penyakit tifus merupakan salah satu penyakit infeksius yang sering menimbulkan masalah kesehatan masyarakat. Untuk membantu penegakan diagnosa yang lebih tepat dan cepat, penelitian ini mengusulkan implementasi sistem pakar menggunakan metode Breadth-First Search (BFS) dan Best-First Search (BFS) dalam diagnosa penyakit tifus. Penelitian ini memanfaatkan data klinis dari pasien yang pernah terdiagnosis tifus sebagai basis pengetahuan dalam sistem pakar. Metode BFS digunakan untuk mencari jalur diagnosa secara menyeluruh melalui jaringan gejala dan tanda-tanda klinis penyakit. Sementara itu, metode BFS memanfaatkan heuristik untuk mempercepat proses pencarian dengan mengutamakan jalur yang lebih potensial dalam mendekati solusi yang tepat. Pengujian sistem dilakukan menggunakan data klinis yang telah diverifikasi oleh tenaga medis terkait. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa kedua metode dapat menghasilkan diagnosa yang akurat dan efisien dalam mendeteksi penyakit tifus. Implementasi ini memungkinkan adopsi teknologi diagnostik yang lebih canggih dan meminimalkan risiko kesalahan diagnosa yang mungkin terjadi. Kesimpulannya, sistem pakar dengan metode BFS dan Best-First Search menunjukkan potensi besar sebagai alat bantu dalam diagnosa penyakit tifus. Pengembangan lebih lanjut dari sistem ini dapat memberikan kontribusi signifikan dalam peningkatan pelayanan kesehatan dan pengendalian penyakit infeksius di masyarakat. |